Liputan6.com, Jakarta - Menjadi ibu bukan hanya proses fisik, tapi juga perjalanan emosional yang unik bagi setiap perempuan. Pernyataan ini disampaikan oleh Psikolog Klinis, Siti Jumrotin, S.Psi., M.Psi., yang menekankan pentingnya aspek emosional dalam kehamilan dan peran ibu. Dalam perjalanan ini, dukungan sosial dan lingkungan yang suportif sangatlah krusial.
Dukungan sosial, mulai dari pasangan, keluarga, hingga masyarakat, dianggap esensial untuk membantu para ibu. "Karena social support akan membantu ibu ketika menghadapi tantangan fisik maupun emosional selama kehamilan," ujarnya. Hal ini menjadi landasan bagi para ibu untuk merasa lebih percaya diri dan siap menjalani peran barunya.
Menurutnya, dukungan sosial yang memadai membantu perempuan lebih berani menyuarakan kekhawatiran, merasa tidak sendirian, serta mengurangi risiko stres maupun kecemasan. "Wadah yang aman akan membuat ibu hamil bisa saling menguatkan, mengenal diri lebih baik, dan beradaptasi dengan perubahan yang mereka alami," tambah Siti.
Peran Nutrisi Esensial
Selain faktor psikologis, kebutuhan nutrisi ibu hamil juga tidak boleh diabaikan. Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan, dr. Satria Audi Hutama, Sp.OG., M.Ked.Klin., menegaskan bahwa nutrisi berperan besar dalam menjaga kesehatan ibu dan perkembangan janin.
"Selain asam folat, zat besi, dan kalsium, protein adalah nutrisi esensial yang sering terlupakan. Protein berkualitas tinggi sangat penting dalam pertumbuhan janin dan plasenta, menjaga kekuatan otot ibu, serta membantu kerja vitamin dan mineral agar lebih efektif," kata dr. Satria.
Dia, menambahkan, pemenuhan nutrisi esensial tidak hanya berfungsi menjaga kesehatan fisik dan mental ibu hamil, tapi juga mendukung lahirnya generasi yang sehat dan berkualitas. Oleh sebab itu, ibu hamil perlu memperhatikan pola makan seimbang dan memastikan asupan gizi tercukupi sejak awal kehamilan.
Dukungan Sosial dan Kesehatan Mental
Studi menunjukkan bahwa ibu hamil yang mendapatkan dukungan emosional lebih mampu beradaptasi dengan perubahan hormonal, lebih jarang mengalami baby blues, serta memiliki ikatan yang lebih baik dengan bayi setelah melahirkan.
Sebaliknya, kurangnya dukungan sosial bisa meningkatkan risiko depresi kehamilan dan pasca persalinan. Karena itu, keterlibatan pasangan dan lingkungan sekitar sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan ibu.
"Kehamilan bukan perjalanan yang harus dijalani sendiri. Ada banyak tantangan emosional yang kadang tidak terlihat, dan di situlah peran support system menjadi sangat penting," kata Siti Jumrotin.
Wadah Edukasi dan Support System
Kesadaran akan pentingnya social support dan edukasi inilah yang coba dihadirkan melalui rangkaian acara PRENAGEN Mommy Society 2025.
Diselenggarakan di Jakarta, Yogyakarta, dan Surabaya sepanjang Juli hingga Agustus 2025, acara ini menghadirkan sesi edukasi interaktif, area pemeriksaan kesehatan, serta fashion show ibu hamil yang kembali digelar setelah sukses perdana pada Hari Kartini.
"Kami ingin setiap perempuan merasa percaya diri menjalani kehamilan, karena menjadi ibu adalah perjalanan yang indah dan penuh makna. Melalui edukasi, aktivitas interaktif, dan dukungan komunitas, kami berkomitmen mendampingi ibu di setiap langkah," Business Group Manager PRENAGEN, Junita.
Melalui kampanye nasional 'Siapa Takut Jadi Ibu!', perempuan didorong untuk melihat perjalanan menjadi ibu dengan lebih positif dan percaya diri.