Penelitian Ungkap Laki-Laki Lebih Rawan Meninggal karena Sindrom Patah Hati

1 week ago 5
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, JakartaBroken heart syndrom” atau sindrom patah hati memiliki istilah medis bernama takotsubo cardiomyopathy. Sindrom ini  dipicu oleh lonjakan hormon stres seperti adrenalin yang mengganggu kontraksi normal jantung akibat stres fisik maupun emosional.

Sebagian pasien pulih dengan cepat tapi sebagian kecil lainnya bisa mengalami masalah serius berupa gagal jantung. 

Pasien sindrom patah hati umumnya akan menunjukkan gejala berupa otot jantung yang membesar seperti balon, tetapi tidak mengalami penyumbatan arteri, yang mana terjadi pada kondisi serangan jantung.

Dilansir dari NBC News, sindrom patah hati umum terjadi pada perempuan, tapi risiko kematian akibat sindrom ini dua kali lipat lebih tinggi pada laki-laki. Hal tersebut diungkapkan dalam sebuah penelitian di Journal of the American Heart Association. Sebanyak 11 persen pria meninggal karena sindrom ini, sedangkan kematian hanya terjadi pada 5 persen wanita. 

Sejalan dengan hasil penelitian, direktur Sarah Ross Soter Center for Women’s Cardiovascular Research di NYU Langone Health,  Harmony Reynolds mengatakan, sindrom patah hati jarang terjadi pada pria, namun ketika terjadi, dampaknya lebih bahaya. 

“Tampaknya menjadi temuan yang konsisten bahwa pria tidak terlalu sering mengalami sindrom takotsubo, tetapi ketika mereka mengalaminya, kondisinya lebih parah,” katanya. 

Mengapa Sindrom Patah Hati Lebih Bahaya pada Laki-Laki

Para ahli jantung menyebut, perbedaan efek ini mungkin berkaitan dengan pemicu sindrom. Pada laki-laki, sindrom ini umumnya disebabkan oleh stresor fisik, seperti operasi atau stroke. Tetapi, pada wanita, pemicu umumnya adalah emosional, seperti kehilangan pekerjaan atau orang terkasih. 

Menurut ahli jantung di John Hopkins Medicine, Ilan Wittstein, orang-orang dengan stresor emosional akan baik-baik saja. 

“Pria mungkin lebih berisiko meninggal dan mengalami dampak buruk karena mereka memang kurang rentan sejak awal. Jadi, dibutuhkan pemicu yang lebih berbahaya untuk memicu sindrom ini,” ujarnya. 

Mohammad Movahed, ahli jantung di Sarver Hearth Center, University of Arizona sekaligus penulis utama penelitian terkait sindrom ini menyebut, laki-laki sulit untuk pulih dikarenakan mereka cenderung lebih sedikit mendapatkan dukungan sosial untuk membantu mengelola stres yang dialami. 

“Jika Anda memiliki pemicu stres ini, dan stres tersebut tidak hilang, hal itu kemungkinan akan terus membahayakan jantung, atau setidaknya mengurangi peluang pemulihan,” katanya. 

Apakah Stres Satu-satunya Pemicu Sindrom Patah Hati?

Bagi beberapa pasien, mereka mengalami stres sebelum masuk ke fase pembesaran otot jantung. 

Namun, menurut Wittstein stres saja mungkin tidak cukup untuk memicu sindrom patah hati. 

“Ada orang yang merasa sedikit frustrasi di tempat kerja, atau ada yang jogging terlalu bersemangat, atau ada yang terjebak di lampu merah dan merasa kesal,” ujarnya. 

Di sisi lain, Reynolds mengatakan, salah satu pasiennya telah mengalami sindrom ini selama empat kali, disebabkan oleh masalah perut ringan yang membuatnya muntah. 

“Dia benar-benar benci muntah dan akan muntah serta terkena takotsubo cardiomyopathy,” katanya. 

Wittstein meyakini, beberapa pasien mungkin memiliki risiko rentan terkena sindrom patah hati ini. Berdasarkan penelitiannya, hormon stres ditunjukkan dapat menyempitkan pembuluh darah kecil di sekitar jantung, yang mengurangi aliran darah. 

Sulit Diobati Sekaligus Sulit Dicegah

Menurut para ahli jantung, misteri di balik sindrom ini membuatnya sulit untuk diatasi maupun dicegah. Terkadang, dokter meresepkan obat untuk masalah jantung lainnya, atau menyarankan untuk bermeditasi dan berbincang dengan profesional kesehatan mental. 

“Sejauh ini kami belum menemukan apa pun – pengobatan apa pun, perawatan khusus apa pun – yang dapat mengurangi komplikasi atau mengurangi angka kematian,” kata Movahed. 

Melalui penelitian terbarunya, ditemukan fakta bahwa angka kematian akibat sindrom patah hati dari tahun 2016 hingga 2020, cenderung stabil. Movahed menyebut, kondisi tersebut berarti pengobatan saat ini masih tidak memadai. 

Namun, Wittstein mengatakan, penelitian tersebut bergantung pada kode diagnostik yang diberikan kepada pasien di Rumah Sakit, yang terkadang dapat melewatkan gambaran lengkap tentang penyebab kematian. 

“Saya cukup yakin bahwa beberapa orang ini pulih dari sindrom patah hati dan kemudian meninggal karena komplikasi penyakit lain,” katanya. 

Saran terbaik dari para ahli jantung sejauh ini adalah pergi ke rumah sakit saat mengalami nyeri dada atau sesak napas, serta tidak menganggapnya sebagai gejala stres. 

“Anda tidak bisa membedakannya dengan serangan jantung biasa sampai Anda tiba di rumah sakit dan menjalani serangkaian tes. Jadi, tidak tepat untuk tetap di rumah saat Anda mengalami nyeri dada,” kata Reynolds. 

Foto Pilihan

Seorang tenaga kesehatan mengukur lingkar kepala bayi selama program imunisasi massal di Surabaya pada 15 September 2025. (Juni KRISWANTO/AFP)
Read Entire Article