Merokok Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung Hingga Tiga Kali Lipat

1 week ago 7
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, Jakarta Penyakit jantung koroner merupakan jenis penyakit jantung dengan prevalensi paling banyak dialami oleh usia dewasa. Penyebabnya sendiri bermacam-macam, salah satunya kebiasaan hidup tidak sehat

Hal tersebut dikatakan oleh Dokter Subspesialis Kardiologi Pedriatrik dan Penyakit Jantung Bawaan (PJB), Aditya Agita Sembiring dalam acara Hospidal Visit Eksklusif: Menyaksikan Transformasi Harapan Bagi Pasien Penyakit Bawaan (PJB) pada Rabu, 24 September 2024. 

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa merokok meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dua hingga tiga kali lipat lebih besar dibandingkan dengan bukan perokok. 

“Rokok itu udah terbukti bahwa orang yang merokok 2-3 kali lipat lebih tinggi untuk mendapat penyakit jantung koronal dibanding yang tidak merokok”, ujar Aditya yang praktik di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta.

Pernyataan tersebut menegaskan hasil penelitian tentang bahaya asap rokok bagi kesehatan jantung. Menurut Aditya, hingga kini masih banyak orang sering merasa keliru jika menganggap seorang perokok tetap sehat hingga lansia. Bisa saja, tanpa mereka ketahui, si perokok telah mengalami tanda-tanda penyakit jantung.

“Jadi no dispute, gak ada lagi yang bilang, ‘oh kakek saya merokok, dia gak sehat-sehat aja”,” sebutnya. 

Masih Banyak Orang Tidak Sadar Bahaya Rokok

Aditya menjelaskan terdapat lima faktor risiko yang memicu penyakit jantung koroner. Pertama, merokok, kemudian disusul tekanan darah tinggi, gula darah tinggi (diabetes), kolestrol, dan riwayat keluarga (genetik). 

Dalam penjelasannya, merokok ditekankan sebagai faktor gaya hidup yang mudah ditemukan tetapi paling berbahaya. Menurut dia, perokok jauh lebih rentan terkena penyakit jantung koroner dibanding bukan perokok.

Ia menekankan pentingnya peran dokter dalam kampanye kesehatan masyarakat. “Jadi ini advokasi kita semua, syiar kita sebagai dokter jantung untuk mengentaskan yang namanya rokok di dunia lah,” ujar Adit. 

Selain itu, ia menjelaskan bahwa sering kali perokok tidak mengalami keluhan apapun di awal, padahal bisa saja penyakit jantung telah berkembang. 

“Ada keluhan? Enggak. Nyari dada? Enggak. Sesak nafas? Enggak,” ucapnya. 

Kondisi tanpa gejala membuat banyak orang terlena, padahal bisa saja kerusakan pada jantung sudah berlangsung. Oleh karena itu, ia mengingatkan agar bahaya rokok tidak diremehkan hanya karena tubuh terasa baik-baik saja.

Selain itu, Aditya menyebut, perbedaan gaya hidup perokok dengan orang yang tidak merokok bisa memengaruhi kondisi seseorang pada fase usia lanjut. 

Perokok dan Non-Perokok Memiliki Perbedaan Mencolok Saat Lansia

Selain itu, Aditya menyebut, perbedaan gaya hidup perokok dengan orang yang tidak merokok bisa memengaruhi kondisi seseorang pada fase usia lanjut. 

“Kalau orang sehat tanpa merokok, mungkin umur 60 masih marathon. Bisa lihat kan ada orang yang lifestyle-nya sehat, dia umur 60 masih ikut marathon. Beda sama yang merokok, 60 tahun nggak mati iya, tapi udah nggak bisa ngapa-ngapain,” jelasnya. 

Banyak perokok lanjut usia mungkin masih hidup, tetapi kualitas hidupnya menurun drastis. Mereka jarang lagi bisa berolahraga keras atau menjalani aktivitas fisik normal.

Penjelasan Aditya menunjukkan bahwa perokok cenderung kehilangan stamina lebih cepat saat tua, sedangkan non-perokok tetap bisa hidup sehat dan fit jauh lebih lama. Keadaan itu menggambarkan betapa gaya hidup sehat, terutama menjauhi rokok, berpengaruh besar terhadap kesehatan seseorang secara keseluruhan.

Perbandingan ini menjadi gambaran nyata bahwa rokok bukan hanya soal risiko kematian, melainkan juga soal kualitas hidup. Orang sehat bisa tetap aktif di usia tua, sementara perokok harus menghadapi keterbatasan fisik. 

Read Entire Article