Liputan6.com, Jakarta - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi oleh Badan Gizi Nasional (BGN) mencatat capaian luar biasa. Sejak Januari hingga 26 September 2025, lebih dari 1,1 miliar porsi makanan bergizi telah tersaji bagi masyarakat Indonesia. Angka ini bukan sekadar statistik, melainkan bukti nyata upaya pemerintah memperkuat kesehatan generasi penerus.
Program MBG menyasar kelompok prioritas yang membutuhkan dukungan gizi lebih. Anak sekolah menjadi penerima manfaat terbesar, yakni lebih dari 28 juta jiwa. Setiap hari, mereka memperoleh asupan gizi seimbang yang mendukung tumbuh kembang sekaligus meningkatkan konsentrasi belajar.
Selain itu, lebih dari 920 ribu balita ikut merasakan manfaat MBG. Usia balita merupakan masa emas pertumbuhan, sehingga asupan nutrisi yang tepat menjadi kunci agar tidak terjadi keterlambatan perkembangan.
Kelompok ibu hamil dan menyusui pun tidak luput dari perhatian. Data BGN mencatat, 153 ribu ibu hamil dan 313 ribu ibu menyusui menjadi bagian dari penerima program ini. Keduanya merupakan kelompok yang membutuhkan nutrisi ekstra, baik untuk menjaga kesehatan ibu maupun mendukung pertumbuhan bayi.
Dorong Ekonomi Lokal
Program MBG tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi daerah. Hingga kini, tercatat ada 9.406 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang aktif beroperasi.
Melalui jaringan ini, terbuka 337.060 lapangan kerja baru, mulai dari petani penyedia bahan pangan, juru masak, hingga tenaga penyaji makanan.
Kehadiran ekosistem ini membuat MBG tidak sekadar menjawab kebutuhan pangan bergizi harian, tetapi juga menjadi stimulus nyata bagi perekonomian lokal.
Seiring ekspansi jumlah porsi dan penerima manfaat, aspek keamanan pangan menjadi perhatian utama BGN. Beberapa insiden keamanan pangan yang muncul di daerah dijadikan evaluasi untuk memperkuat sistem pengawasan.
"Jadi kami membentuk Tim Investigasi ini sebagai second opinion. Sebelum hasil dari BPOM keluar, kami sudah bisa mengidentifikasi kira-kira apa penyebab anak-anak ini sakit," ujar Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang.
Fokus pada Keamanan Pangan
Hal senada disampaikan oleh Kepala Biro Hukum dan Humas BGN, Khairul Hidayati, yang menegaskan bahwa evaluasi terus dilakukan.
"Kami selalu melakukan monitoring serta evaluasi pelaksanaan MBG. Tentunya beberapa insiden keamanan pangan yang terjadi beberapa waktu terakhir menjadi concern utama kami," ujarnya.
Dengan adanya tim investigasi internal dan pengawasan berlapis, BGN menegaskan komitmen pada prinsip nol insiden keamanan pangan di seluruh SPPG. Protokol ketat diterapkan mulai dari pemilihan bahan baku, proses memasak, penyimpanan sampel, hingga distribusi.
Capaian 1,1 miliar porsi ini menjadi saksi nyata keseriusan pemerintah melalui BGN dalam memperkuat kesehatan masyarakat. Lebih dari sekadar program bantuan pangan, MBG diproyeksikan sebagai investasi strategis untuk mencetak generasi emas Indonesia 2045.
Dengan gizi yang optimal, anak-anak Indonesia diharapkan tumbuh menjadi generasi tangguh, sehat, dan produktif. MBG juga membuka ruang partisipasi masyarakat luas, baik dari sisi pemenuhan gizi maupun penguatan ekonomi lokal.
Program ini menunjukkan bahwa pangan bergizi bukan hanya solusi jangka pendek untuk mengatasi kelaparan, tetapi juga pondasi jangka panjang dalam pembangunan sumber daya manusia.