Liputan6.com, Jakarta Kesehatan kulit seringkali dikaitkan dengan faktor eksternal seperti paparan sinar matahari dan polusi. Namun, penelitian terbaru dari IPB University menunjukkan bahwa kondisi psikologis, khususnya stres, memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan kulit, termasuk mempercepat proses penuaan.
Dosen Fakultas Kedokteran IPB University, dokter Widya Khairunnisa Sarkowi menjelaskan bahwa stres tidak hanya membuat kulit tampak kusam, tetapi juga memicu munculnya tanda-tanda penuaan lebih cepat.
Penelitian terhadap wanita usia 18–34 tahun menunjukkan bahwa 43,5 persen wanita muda yang stres memiliki permasalahan kulit kusam. Kondisi ini terjadi karena saat stres, tubuh melepaskan hormon kortisol yang dapat memicu peradangan, menurunkan aliran darah ke kulit, merusak lapisan pelindung kulit (skin barrier), meningkatkan pembentukan pigmen kulit, dan merangsang produksi minyak berlebih.
“Dampaknya, kulit menjadi kusam, kering, hingga rentan berjerawat. Kortisol juga mempercepat kerusakan kolagen sehingga kulit lebih cepat keriput dan menua,” jelas Widya mengutip laman IPB University.
Hormon kortisol juga bisa memicu radikal bebas dan kerusakan DNA sel kulit. Kondisi ini semakin memperburuk tampilan kulit dan mempercepat tanda-tanda penuaan.