Liputan6.com, Jakarta - Bukan hanya cacingan, balita di Kabupaten Seluma, Bengkulu mengalami berbagai masalah kesehatan lain.
Sebelumnya, ramai dikabarkan bahwa bocah Seluma, Khaira Nur Sabrina yang baru menginjak usia 1,8 tahun, mengeluarkan cacing dari mulut. Tak hanya Khaira, kakaknya yang baru berumur 4 tahun, Aprilian, juga diduga mengalami penyakit yang sama.
Diagnosis medis menunjukkan, Khaira mengidap kondisi terkait bronkopneumonia, anemia, gizi buruk, serta infeksi cacing Ascaris. Pasien sudah diberikan terapi obat serta perawatan intensif sesuai arahan dokter spesialis.
Kejadian ini mendapat perhatian serius dari pemerintah. Melalui intervensi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) bersama Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN, keluarga Khaira telah menerima bantuan nutrisi melalui program Genting (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting).
Kunjungan lapangan pun dilakukan pada Rabu (17/9) untuk memastikan penanganan berjalan efektif serta kondisi anak semakin membaik. Tim lapangan mendapati bahwa pasien kini mendapat asupan makanan bergizi tambahan sebagai langkah awal pencegahan stunting jangka panjang.
Selain bantuan nutrisi, pemerintah juga merespons kondisi keluarga yang masuk kategori keluarga berisiko stunting. Rumah keluarga tersebut akan dibangun ulang menjadi rumah layak huni. Pembangunan mencakup perbaikan struktur rumah agar lebih sehat dan nyaman ditinggali.
Tidak hanya itu, pemerintah juga akan menyediakan jamban sehat sesuai standar kesehatan untuk mendukung pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Sungguh ironi, seorang bocah berusia 3 tahun di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, meninggal dunia dengan kondisi tubuh yang dipenuhi cacing. Penanganan kesehatan bocah yang terkendala birokrasi membuat Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi buka suara.
Bangun Sanitasi Memadai
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Zamhari, SH, MH, menyampaikan bahwa langkah ini merupakan wujud nyata kolaborasi lintas sektor dalam penanganan stunting.
“Kasus cacingan seperti ini harus segera diintervensi, karena berdampak langsung pada status gizi anak. Dengan nutrisi yang tepat, rumah yang sehat, serta fasilitas sanitasi memadai, diharapkan anak-anak Seluma dapat tumbuh optimal dan terhindar dari risiko stunting,” ujarnya.
Program Genting sendiri telah berjalan dan menyasar keluarga berisiko stunting di berbagai wilayah. Intervensi mencakup pemberian bantuan nutrisi, edukasi gizi, pendampingan keluarga, serta peningkatan kualitas lingkungan tempat tinggal.
Pemerintah menegaskan komitmennya untuk terus hadir dalam upaya percepatan penurunan stunting di Bengkulu, khususnya di Kabupaten Seluma. Sehingga generasi muda dapat tumbuh lebih sehat, cerdas, dan berdaya saing.
Gambaran Tempat Tinggal Khaira Selama Ini
Sebelumnya, rumah tempat tinggal keluarga Khaira memang menjadi sorotan.
Dalam beberapa video viral yang beredar, diperlihatkan bahwa kediaman keluarga Khaira terbilang tak layak.
Rumahnya berdinding papan dan beralaskan tanah dengan kondisi yang berantakan. Sementara, dapurnya berada di belakang rumah dengan perapian yang terbuat dari susunan batu tanpa alat masak memadai.
Dapur itu terletak tepat di sebelah saluran air, seperti selokan atau parit buatan yang mengalirkan air bekas pakai dari jamban. Kamar mandi atau jambannya sendiri terletak kurang lebih satu meter dari dapur tersebut, dengan sanitasi yang kotor dan tak memadai.