90 Persen Penderita Kanker Payudara Bisa Selamat Jika Melakukan Deteksi Dini

1 week ago 7
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mencatat lebih dari 60 ribu kasus kanker payudara baru pada tahun 2022. Hal ini menjadikannya sebagai penyakit kanker paling banyak diderita perempuan Indonesia, dengan tingkat kematian berada di angka 34 persen.

Direktur Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI, Siti Nadia Tarmizi menyebut, tingkat kematian akibat kanker payudara bisa ditekan dengan melakukan deteksi dini. 

“Angka payudara sebenarnya kalau ditemukan dari stadium dini itu bisa angka survival-nya itu mencapai lebih dari 90 persen,” katanya dalam acara Forum Jurnalis Kesehatan “Menurunkan Beban dan Angka Kematian Akibat Kanker Payudara: Strategi, Aksi Kolaborasi” pada Senin, 29 September 2025. 

Sayangnya, di Indonesia, masih banyak yang kurang sadar dengan penyakit ini. Mayorita kasus kanker payudara terdeteksi saat telah memasuki stadium lanjut. Hal tersebut diungkapkan oleh Endang Lukitosari, Ketua Kerja Kanker, Kemenkes RI, di kesempatan yang sama. 

“Permasalah lain yang kita juga lihat bahwa 70 persen kasus kanker datangnya sudah stadium lanjut,” katanya. 

Persentase Penderita Bertahan Hidup Masih Rendah Dibandingkan Negara Lain

Kondisi tersebut menyebabkan angka bertahan hidup setelah diagnosis kanker payudara di Indonesia (kesintasan) dalam lima tahun terakhir rendah dan masih tertinggal dari negara tetangga. 

“Kesintasan pasien kanker payudara di Indonesia menjadi tertinggal apabila dibandingkan dengan negara-negara Asia, negara-negara tetangga lainnya,” ungkap Endang. 

Endang menambahkan, angka kesintasan kanker payudara di Indonesia berada pada kisaran angka 56 persen, tertinggal jauh dengan negara maju yang telah menunjukkan angka hampir sempurna, yaitu 90 persen. 

“Bahkan India sudah 66 persen tapi kita masih menang karena Afrika Selatan baru 40 persen,” lanjut Endang. 

Selain itu, Nadia juga turut menyoroti adanya perubahan tren kanker payudara, yang mana sebelumnya usia penderita payudara berada pada kisaran 40-an kini tren usia semakin muda. 

“CISC (Cancer Information and Suppor Center) itu menemukan sekarang sudah banyak pasien kanker payudara usia 18 tahun. Jadi bergeser ke usia muda ya kan,” ujarnya, 

Lebih lanjut, Nadia menjelaskan bahwa pergeseran tren tersebut bisa disebabkan karena perubahan perilaku maupun faktor lingkungan. 

“Kenyataannya kanker payudara itu bukan hanya di usia 40 tahun ke atas, tapi juga bergerak ke usia 18, 25, 23,” ungkap Nadia. 

Kurangnya Kesadaran Berakibat Fatal

Endang menekankan, banyaknya kasus kanker payudara yang ditemukan saat stadium lanjut salah satunya disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat, cakupan skrining yang masih rendah. 

Selain itu, masalah lainnya datang dari layanan kesehatan. Menurut Endang akses layanan kesehatan masih belum merata.  

“Kalau semua puskesmas, semua layanan tingkat pertama melakukan deteksi dini, barangkali menemukan stage awal lebih cepat sehingga tata laksananya bisa lebih cepat, sehingga kematian bisa ditekan,” jelas Endang. 

Lebih lanjut, Endang menyebut, upaya telah dilakukan untuk mendorong pembenahan di tingkat puskesmas, agar setiap puskesmas bisa melakukan skrining untuk kanker payudara.

“Kita melihat kebutuhan bahwa setiap provinsi itu harus minimal memiliki satu rumah sakit tingkat paripurna, kemudian setiap kabupaten/kota minimal harus ada satu rumah sakit tingkat madya,” ujarnya. 

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI), Cosphiadi Irawan mengatakan, keterlambatan diagnosis dan pengobatan menjadi hambatan serius bagi penanganan kanker payudara di Indonesia

Ia menyebut, masalah denial serta rasa ketakutan akan diagnosis penyakit yang masih tertanam masyarakat menyebabkan masalah yang lebih serius dan bisa berakibat fatal.

“Masalah memang knowledge-nya terbatas dan lain sebagainya. Yang akhirnya kita berhadapan dengan 28-70 persen late stage, akhirnya ada kemo-kemo dan seterusnya,” jelas Cosphiadi.

Foto Pilihan

Seorang tenaga kesehatan mengukur lingkar kepala bayi selama program imunisasi massal di Surabaya pada 15 September 2025. (Juni KRISWANTO/AFP)
Read Entire Article