Liputan6.com, Jakarta Gondongan atau mumps adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dan umumnya menyerang kelenjar ludah. Meski angka kejadiannya menurun drastis sejak adanya vaksinasi, penyakit ini masih ditemukan di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Gondongan sering dianggap penyakit ringan pada anak-anak, namun sebenarnya dapat menimbulkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan baik.
Banyak orang yang baru menyadari bahwa dirinya terkena gondongan setelah muncul bengkak di pipi atau rahang. Padahal, tanda-tanda gondongan dapat muncul lebih awal dan sering kali menyerupai gejala flu biasa. Pemahaman yang baik mengenai tanda-tanda gondongan sangat penting agar penanganan bisa dilakukan sejak dini.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC, 2024), seseorang yang terinfeksi virus gondongan tidak langsung menunjukkan gejala. Masa inkubasi penyakit ini berkisar 12–25 hari, dan tanda-tanda awal biasanya muncul 2–4 minggu setelah terpapar. Liputan6.com akan mengulas secara rinci tanda tanda sekaligus membahas langkah apa saja yang perlu dilakukan jika seseorang mengalami gejala penyakit ini, Senin (23/9/2025).
1. Pembengkakan pada Kelenjar Ludah (Parotitis)
Tanda paling khas dari gondongan adalah pembengkakan pada kelenjar ludah, terutama kelenjar parotis yang terletak di bawah telinga. Kondisi ini membuat pipi tampak membesar sehingga wajah penderita terlihat "puffy". Menurut NCBI (2024), lebih dari 70% kasus gondongan ditandai dengan parotitis, yang biasanya muncul pada kedua sisi (bilateral), namun bisa juga hanya pada satu sisi (unilateral). Bengkak ini disertai rasa nyeri, terutama ketika penderita mengunyah makanan asam atau menelan. CDC menjelaskan bahwa pembengkakan biasanya berlangsung 3–7 hari, kemudian mereda secara bertahap. Inilah alasan gondongan sering kali mudah dikenali secara visual.
2. Demam
Demam merupakan salah satu gejala awal yang menandai respons tubuh terhadap infeksi virus gondongan. Menurut CDC (2024), demam biasanya muncul beberapa hari sebelum terjadi pembengkakan pada kelenjar parotis. Suhu tubuh bisa naik ringan hingga sedang, sering disertai menggigil dan rasa tidak enak badan. Demam ini merupakan bagian dari fase prodromal atau awal penyakit, yang menunjukkan bahwa tubuh sedang melawan infeksi.
3. Sakit Kepala, Nyeri Otot, dan Rasa Lelah
Gejala lain yang muncul di fase awal gondongan adalah sakit kepala, kelelahan, nyeri otot (mialgia), hingga kehilangan nafsu makan. Rausch-Phung et al. (2024, NCBI) menyebut fase ini sebagai “prodrome,” yaitu periode ketika gejala belum spesifik tetapi tubuh sudah menunjukkan tanda melawan infeksi. Karena mirip flu, banyak penderita tidak menyadari bahwa ini adalah awal dari gondongan. Ketidakwaspadaan ini justru berbahaya, sebab pada fase ini penderita sudah bisa menularkan virus ke orang lain meskipun kelenjar ludah belum bengkak.
4. Nyeri saat Mengunyah atau Menelan
Peradangan kelenjar ludah yang terinfeksi membuat penderita merasakan sakit saat mengunyah, terutama pada makanan asam seperti jeruk atau nanas, serta ketika menelan. Menurut CDC (2024), hal ini disebabkan oleh peningkatan produksi saliva yang menekan kelenjar yang sudah meradang, sehingga menimbulkan rasa nyeri. Kondisi ini sering kali membuat penderita kesulitan makan, sehingga berdampak pada penurunan nafsu makan yang semakin parah.
5. Komplikasi yang Ditandai dengan Nyeri di Area Tubuh Tertentu
Pada sebagian penderita, gondongan dapat berkembang menjadi komplikasi yang menimbulkan tanda tambahan. Berdasarkan NCBI (2024), komplikasi ini lebih sering terjadi pada orang dewasa yang terinfeksi, terutama yang tidak memiliki imunitas dari vaksinasi. Beberapa komplikasi yang dapat muncul antara lain:
- Orkitis (peradangan testis) Terjadi pada pria dewasa atau remaja pasca-pubertas. Ditandai dengan pembengkakan pada salah satu atau kedua testis, disertai nyeri hebat. Orkitis berisiko menyebabkan infertilitas hingga 30% kasus jika tidak ditangani dengan baik.
- Ooforitis dan Mastitis (peradangan ovarium atau payudara) Meski jarang, wanita juga bisa mengalami komplikasi ini. Tanda-tandanya adalah rasa nyeri di perut bagian bawah (ooforitis) atau pembengkakan dan nyeri pada payudara (mastitis).
- Pankreatitis Menurut laporan NCBI (2024), pankreatitis akibat gondongan ditandai dengan sakit perut parah, mual, dan muntah. Meski jarang, komplikasi ini cukup serius.
- Meningitis atau Ensefalitis CDC menegaskan bahwa komplikasi paling berbahaya dari gondongan adalah peradangan otak (ensefalitis) atau selaput otak (meningitis). Gejalanya termasuk kaku leher, sakit kepala hebat, muntah berulang, hingga perubahan kesadaran. Meskipun jarang, komplikasi ini bisa berakibat fatal atau menyebabkan gangguan neurologis permanen.
Dengan mengenali tanda tanda gondongan secara menyeluruh, seseorang bisa lebih cepat mencari pertolongan medis, sekaligus mencegah penularan pada orang lain.
Apa yang Perlu Dilakukan Jika Mengalami Tanda-Tanda Gondongan
Gondongan umumnya merupakan penyakit yang self-limiting disease, artinya dapat sembuh dengan sendirinya dalam 1–2 minggu. Namun, langkah perawatan tetap sangat penting untuk mencegah komplikasi dan menekan penularan. Berikut anjuran dari CDC dan NCBI Bookshelf (2024):
- Konsultasi dengan tenaga kesehatan: Jika muncul tanda-tanda gondongan, segera periksakan diri ke dokter. Pemeriksaan bisa meliputi observasi klinis hingga tes laboratorium seperti RT-PCR atau pemeriksaan antibodi IgM.
-
Istirahat dan perawatan suportif:
- Minum cukup cairan untuk mencegah dehidrasi.
- Konsumsi makanan lunak untuk mengurangi rasa sakit saat mengunyah.
- Gunakan kompres dingin atau hangat pada area bengkak untuk meredakan nyeri.
- Paracetamol atau ibuprofen dapat digunakan untuk mengatasi demam dan nyeri, sesuai anjuran dokter.
- Isolasi diri: Penderita gondongan menular sejak 2 hari sebelum pembengkakan hingga 5 hari setelahnya. Karena itu, isolasi sangat penting untuk mencegah penularan ke orang lain. Hindari sekolah, kantor, atau kegiatan sosial selama masa tersebut.
-
Perawatan komplikasi:
- Pada pria yang mengalami orkitis, disarankan tirah baring, menggunakan penopang skrotum, serta kompres dingin.
- Jika ada gejala neurologis seperti kaku leher, muntah hebat, atau perubahan kesadaran, segera cari pertolongan medis darurat.
- Pencegahan melalui vaksinasi: Vaksin MMR (measles, mumps, rubella) adalah langkah pencegahan paling efektif. CDC menyebutkan bahwa dua dosis vaksin MMR dapat memberikan perlindungan hingga 86% terhadap gondongan.
FAQ seputar Gondongan
1. Apakah gondongan hanya menyerang anak-anak?
Tidak. Meski lebih sering dialami anak, orang dewasa yang belum divaksinasi atau memiliki daya tahan tubuh rendah juga berisiko terkena.
2. Berapa lama masa inkubasi gondongan?
Masa inkubasi rata-rata 16–18 hari, namun bisa berkisar antara 12–25 hari.
Ya. Penderita sudah bisa menularkan virus sejak beberapa hari sebelum kelenjar bengkak.
4. Apakah gondongan bisa sembuh tanpa obat khusus?
Ya. Gondongan adalah penyakit virus yang biasanya sembuh sendiri. Perawatan fokus pada meredakan gejala dan mencegah komplikasi.
5. Apakah orang yang sudah divaksinasi bisa terkena gondongan?
Bisa, tetapi gejalanya lebih ringan dan risiko komplikasi jauh lebih rendah dibandingkan yang belum divaksinasi.