Penjualan Mobil RI Kalah Jauh dari Malaysia, Ternyata Ini Penyebabnya

1 week ago 4
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Jakarta, CNBC Indonesia - Penjualan mobil nasional di bulan Agustus 2025 memang mengalami kenaikan secara bulanan. Namun, masih jauh di bawah pencapaian penjualan Agustus 2024.

Tak hanya itu, penjualan mobil nasional bulan Agustus 2025 juga jauh di bawah pencapaian pasar otomotif Malaysia di periode sama.

Lalu apa penyebab penjualan mobil di Indonesia lebih rendah dibandingkan Malaysia?

Pengamat Otomotif Yannes Martinus Pasaribu mengatakan, pemicunya adalah masalah klasik. Yaitu, pajak tahunan kendaraan di Malaysia yang lebih rendah dibandingkan Indonesia.

"Masalanya klasik. Pajak tahunan kendaraan di Malaysia yang rendah (sekitar 2-5% dari nilai kendaraan). Ini mendorong 'remajakan armada' dan pembelian baru, terutama di kalangan kelas menengah sebagai segmentasi pasar otomotif terbesar di manapun," katanya kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa (30/9/2025).

Malaysia, sambungnya, juga memberikan subsidi yang sama dengan Indonesia. Yakni, insentif untuk EV (electric vehicle/ mobil listrik) dan mobil hybrid sampai akhir tahun. Ini menjadi salah satu faktor turut mendongkrak penjualan mobil di negara tersebut.

Hanya saja, imbuh dia, untuk EV yang dirakit di Malaysia ada pembebasan penuh pajak impor, cukai, dan penjualan hingga Desember.

"Dan yang terakhir, ini kuncinya. Income rata-rata rakyat Malaysia itu sekitar US$11.970, ini tahun 2023, dengan proyeksi pertumbuhan mencapai US$12.500-an di tahun 2025 ini. Bandingkan dengan Indonesia yang hanya sekitar US$4.980-an. Dan, pendapatan rumah tangga perkotaan rata-rata Indonesia sekitar US$350-400 US, rata-rata di Malaysia sekitar US$1.500-1.700," bebernya.

"Jadi jelas ada kesenjangan ekonomi yang signifikan antara daya beli rakyat Malaysia dan Indonesia, sampai 2,5 kali," cetus Yannes.

Kesimpulannya, papar dia, penjualan mobil listrik di Malaysia pun berhasil melampaui Indonesia di tahun 2025. Terutama, ujarnya, karena kebijakan insentif yang lebih jangka panjang, dominasi produksi lokal yang berhasil, dan daya beli masyarakat kelas menengah di Malaysia yang superior.

"Inilah yang menciptakan ekosistem adopsi EV yang lebih matang dari kita," tukasnya.

Belum lagi, tuturnya, Malaysia juga lebih unggul untuk rasio ketersediaan SPKLU per EV dibandingkan Indonesia. "Sekitar 0,273 versus 0,093. Lalu, distribusi di Malaysia lebih merata, sedangkan di Indonesia distribusi terkonsentrasi di Jawa," ucapnya.

Kualitas Kondisi Jalan di Malaysia Lebih Baik

Dari pengalamannya saat berkunjung ke Malaysia, Yannes menyebut, jalanan di Malaysia hingga ke kampung semuanya aspal hotmix.

"Karena pertumbuhan ekonomi Malaysia yang lebih merata antara kota dan desa, tidak terjadi penumpukan komuter di jam-jam sibuk yang menuju dan keluar dari kota besar. Intinya secara keseluruhan jalan di Malaysia berkualitas lebih baik, sehingga biaya logistik jauh lebih efisien dibandingkan Indonesia," sebutnya.

Kondisi ini mendorong kepercayaan konsumen untuk beli mobil baru, baik mobil listrik maupun mobil bensin.

Hanya saja, imbuh dia, langkah pertama yang harus dilakukan di Indonesia agar bisa mengejar ketertinggalan dari Malaysia adalah memperbaiki pertumbuhan ekonomi makro.

"Nah kita tunggu keberhasilan program Menkeu baru terkait gelontoran dana Rp200 triliun dan berbagai deregulasi agar dana yang parkir di bank-bank pemerintah dapat diputarkan ke sektor bisnis di dalam negeri. Yang terus terang masih dalam tahap awal, apakah berhasil atau tidak," kata Yannes.

Sebagai catatan, penjualan mobil nasional tercatat mengalami kenaikan 1,48% atau 902 unit secara wholesale (dari pabrik ke dealer) menjadi 61.780 unit dari Juli 2025 yang tercatat sebanyak 60.878 unit.

Penjualan bulan Agustus 2025 ini melanjutkan tren kenaikan sejak Juni 2025. Di mana pada bulan Juni tercatat penjualan sebanyak 58.341 unit.

Meski, jika dibandingkan penjualan bulan Agustus setahun sebelumnya yang mencapai 76.302 unit, masih tercatat penurunan sampai 19,03% atau 14.522 unit.

Sementara itu, mengutip The Star, penjualan mobil di Malaysia pada bulan Agustus 2025 melonjak 0,6% secara tahunan menjadi 73.041 unit, dibandingkan Agustus 2024 yang cetak penjualan 72.580 unit.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Beda Nasib dengan RI! Penjualan Mobil di Malaysia Melesat, Kok Bisa?

Read Entire Article