Medan (ANTARA) - Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Nasution menginstruksikan mitigasi sejak dini bencana banjir bandang di destinasi wisata Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat.
Ia menekankan kesiapsiagaan harus lebih tinggi guna mengantisipasi agar tragedi 2023 di kawasan Bukit Lawang tidak terulang saat curah hujan tinggi.
"Kesiapan kita adalah mengantisipasi," ujar Gubenur Bobby usai rapat koordinasi kesiapsiagaan banjir bandang akibat bencana hidrometeorologi basah secara virtual dengan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) RI Dwikorita Karnawati di Langkat, Sabtu.
Gubernur mendorong unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), BMKG, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan akademisi, dapat memberikan pemahaman mitigasi awal guna mengidentifikasi dan mengantisipasi berbagai potensi bencana agar masyarakat maupun pelaku usaha di pinggiran Sungai Bahorok terhindar dari bencana.
Gubernur Bobby secara virtual juga sempat meminta masukan BMKG RI untuk langkah antisipasi tragedi 2023 bencana banjir bandang tidak terulang kembali.
Baca juga: Banjir bandang landa kawasan wisata Landak River Bahorok Langkat
"Meningkatkan kesiapsiagaan bencana bagi warga dan pelaku usaha di sekitar wisata Bahorok tentang bencana yang akan terjadi. Kita harap mereka dapat mengetahui bila akan terjadi bencana," ucapnya.
Kepala BMKG RI Dwikorita Karnawati mengatakan banjir bandang yang melanda destinasi wisata Bukit Lawang dipicu gempa bumi tidak dirasakan oleh manusia, sehingga menyebabkan pergeseran kontur tanah.
Menurutnya, bencana banjir bandang pada 2003 diidentifikasi terjadi akibat longsoran di wilayah perbukitan Bukit Barisan, terutama sepanjang Sungai Bahorok.
"Longsoran ini disebabkan oleh kontur tanah yang curam dan mudah bergerak," katanya ketika memberi masukan kepada Gubernur Bobby Nasution yang didampingi Bupati Langkat Syah Afandin serta para pejabat terkait di Kantor Camat Bahorok, Langkat, pada Jumat (26/9).
Hal itu, lanjutnya, menyebabkan material longsor berupa kayu yang tercabut hingga akarnya menumpuk dan membendung hulu sungai.
Saat puncak musim hujan, volume air yang tinggi menjebol bendungan alami itu dan menyebabkan air, tanah, dan kayu, meluncur deras menerjang permukiman di pinggiran Sungai Bahorok.
"Perlunya kewaspadaan sebelum Desember, mengingat adanya potensi gempa bumi kecil yang tidak dirasakan oleh manusia," kata Dwikorita.
Baca juga: Jalan menuju kawasan wisata Bukit Lawang Langkat longsor
Ia meminta pemerintah memonitor sungai dan bukit di sekitarnya untuk mendeteksi perubahan struktur tanah, seperti retakan atau tumpukan membendung hulu sungai.
Upaya mitigasi lainnya, kata dia, agar material menumpuk dan menutup sungai dihilangkan secara bertahap dan dilakukan bersama baik pemerintah provinsi maupun kabupaten setempat.
"BMKG juga akan berkoordinasi dengan BPBD untuk memberikan informasi peringatan dini cuaca ekstrem kepada masyarakat, mengingat curah hujan yang sangat tinggi," tutur Dwikorita.
Bupati Langkat Syah Afandin mengapresiasi erhatian Gubernur Bobby Nasution kepada destinasi wisata Bukit Lawang di Bahorok, Langkat.
Keseriusan Gubernur Sumut dalam pembangunan, termasuk perbaikan jalan dan antisipasi bencana di destinasi wisata Bukit Lawang, Bahorok, disebutnya sebagai angin segar bagi masyarakat Langkat.
"Kami atas nama masyarakat Langkat sangat bahagia atas perhatian Pak Gubernur yang terus membangun Langkat ini. Kami juga berharap terus dilakukan pembangunan di sini," kata Syah Afandin.
Baca juga: DPRD Sumut: tinjau ulang lokasi wisata Sungai Landak di Bahorok
Pewarta: Muhammad Said
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.