Dokumen Rahasia Bocor, Rusia Diam-Diam Siapkan China Invasi Taiwan

1 week ago 3
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah laporan terbaru memicu kekhawatiran baru terkait stabilitas di Selat Taiwan, setelah terungkap bahwa Rusia telah memasok perlengkapan militer sekaligus memberikan pelatihan kepada militer China dalam operasi infiltrasi udara.

Temuan itu dipublikasikan oleh think tank Inggris Royal United Services Institute (RUSI), yang merilis dokumen perjanjian tahun 2023 antara Moskow dan Beijing.

Berdasarkan korespondensi dan kontrak yang diperoleh kelompok peretas Black Moon, Rusia menyetujui untuk mengirimkan rangkaian senjata serta peralatan perbaikan platform buatan Rusia kepada China. Paket itu termasuk kendaraan amfibi ringan, meriam swagerak anti-tank, serta pengangkut personel lapis baja.

Tak berhenti di situ, Rusia juga berkomitmen memberikan "siklus penuh pelatihan" kepada satu batalion pasukan lintas udara China.

RUSI menilai langkah ini signifikan, mengingat meskipun kemampuan militer China berkembang pesat, Beijing tidak memiliki pengalaman tempur besar selama lebih dari empat dekade. Sebaliknya, Rusia memiliki pengalaman langsung dari pertempuran di Ukraina sejak invasi dimulai lebih dari tiga tahun lalu.

Menurut analis, infiltrasi lintas udara akan memperluas opsi serangan China dengan melewati pantai Taiwan yang terbatas, sudah dikenal luas, dan dipenuhi pertahanan kuat.

Bryce Barros, analis keamanan dari GLOBSEC, mengatakan kerja sama ini mengindikasikan Beijing mempertimbangkan cara untuk dengan cepat menargetkan kepemimpinan di ibu kota Taiwan.

"PLA (Tentara Pembebasan Rakyat) bisa saja mengerahkan pasukan khusus lintas udara untuk merebut infrastruktur penting, seperti Bandara Taoyuan dan Songshan di kawasan metropolitan Taipei, serta lokasi perkotaan lain seperti stadion baseball dan lapangan sekolah," ujar Barros kepada Newsweek, dilansir Rabu (1/10/2025).

Ia menambahkan bahwa Taiwan sudah menyadari risiko tersebut dan telah memasukkan skenario serupa dalam latihan militer sebelumnya.

"Taiwan harus terus menggelar latihan mempertahankan bandara dan kawasan urban datar, memastikan pelatihan Rusia ini tidak memberi keuntungan bagi PLA," katanya.

Di sisi lain, kekhawatiran Washington terhadap rencana China atas Taiwan makin kuat. Pejabat AS percaya Presiden Xi Jinping telah menginstruksikan militernya agar siap melakukan operasi terhadap Taiwan pada 2027.

Sejalan dengan itu, Beijing meningkatkan produksi alutsista untuk menghadapi invasi maritim terbesar sejak pendaratan Sekutu di Normandia pada 1944.

Meski China berulang kali menyatakan sikap netral dalam perang Rusia-Ukraina yang sudah berlangsung 43 bulan, Barat menuduh Beijing justru membantu Moskow dengan pembelian energi fosil dan ekspor barang-barang ganda (dual-use).

Sekjen NATO Mark Rutte bahkan memperingatkan pada Juli lalu bahwa Rusia bisa memanfaatkan hubungan erat dengan China untuk membuat aliansi 32 negara itu sibuk jika Xi benar-benar memutuskan langkah militer terhadap Taiwan.

William Yang, analis senior di Crisis Group, menilai laporan RUSI memperkuat dugaan lama bahwa kerja sama pertahanan Beijing-Moskow jauh lebih dalam daripada yang diakui.

"Ini membuktikan kedua pemerintah mencari cara spesifik untuk saling melengkapi," ujarnya.

Bagi Kremlin, kesepakatan ini bukan hanya keuntungan ekonomi, tapi juga sarana "mengunci" hubungan bilateral dengan China.

Para penulis laporan RUSI, Oleksandr Danylyuk dan Jack Watling, menegaskan bahwa selama ini Rusia berhati-hati mengekspor teknologi militernya ke China karena khawatir akan pencurian hak cipta. Namun kini, Moskow makin melihat potensi invasi Taiwan sebagai jalan untuk memperkuat posisinya di hadapan Beijing.

"Rusia bisa menjadi pemasok bahan mentah vital sekaligus kapasitas industri militer," tulis mereka.

Di Taipei, Kementerian Luar Negeri Taiwan menegaskan pihaknya memantau secara serius perkembangan tersebut. "Kami akan terus mengawasi... dan menyiapkan semua langkah balasan yang diperlukan untuk menjamin perdamaian di Selat Taiwan dan stabilitas kawasan," kata Chen Yongbo, pejabat senior kementerian, dalam pernyataan yang dibagikan kepada Newsweek.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, kembali menegaskan sikap Beijing bahwa Taiwan adalah bagian dari negaranya.

"Masa depan Taiwan terletak pada reunifikasi dengan China. Tidak ada yang bisa menghentikan reunifikasi itu," ujarnya dalam konferensi pers rutin, Senin.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tiba-Tiba Xi Jinping & Putin Bertemu '4 Mata', Ada Apa China-Rusia?

Read Entire Article