Bank Dunia Ramal Ekonomi Asia-Pasifik Tumbuh di Bawah 5% 2025-2026

1 day ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Dunia atau World Bank memperkirakan pertumbuhan ekonomi negara-negara kawasan Asia Timur dan Pasifik masih akan lemah. Laju pertumbuhan ekonomi pada 2025-2026 diperkirakan masih akan di bawah pertumbuhan pada 2024 yang berada di level 5%.

Dalam laporan terbarunya yang termuat dalam East Asia and Pacific Economic Update edisi Oktober 2025, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Timur dan Pasifik akan berada pada level 4,8% pada 2025 dan melemah ke level 4,3% pada 2026. Proyeksi itu lebih tinggi dari laporan edisi April 2025 yang di kisaran 4% dan 4,1%.

"Di seluruh negara di kawasan ini, pertumbuhan pada 2025 umumnya lebih rendah dibanding 2024. Dan tahun depan, kami memperkirakan perlambatan lebih lanjut di sebagian besar negara," kata Kepala Ekonom Bank Dunia untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik Aaditya Mattoo saat konferensi pers secara daring, Selasa (7/10/2025).

Proyeksi pertumbuhan ekonomi terbaru ini masih didasari dari berbagai tekanan ekonomi global yang melanda sepanjang tahun ini, dan efeknya berpotensi berlanjut hingga tahun depan. Di antaranya ialah masih maraknya pembatasan perdagangan seperti perang tarif dagang, ketidakpastian kebijakan ekonomi yang berlanjut, hingga perlambatan pertumbuhan global yang masih berlangsung.

"Mengenai penyebab melambatnya pertumbuhan, kami mengidentifikasi tiga faktor utama, pembatasan perdagangan, meningkatnya ketidakpastian kebijakan ekonomi, dan perlambatan pertumbuhan global," ucap Aaditya Matoo.

Untuk faktor tekanan pertumbuhan pertama, yang terkait dengan pembatasan perdagangan, kata Aaditya masih dipicu oleh perang tarif dagang oleh salah satu mitra dagang utama kawasan ini, yakni Amerika Serikat. AS telah menaikkan tarif, terutama dalam bentuk tarif timbal balik (reciprocal tariffs).

"Saat ini, sebagian besar negara di kawasan menghadapi tarif yang jauh lebih tinggi dibanding awal tahun. Selain itu, ada kemungkinan munculnya aturan baru terkait trans-shipment atau pengiriman lintas negara yang menjadi tantangan bagi eksportir di beberapa negara," ucapnya.

Faktor kedua, yang terkait dengan ketidakpastian kebijakan ekonomi global, kata Aaditya masih terkait kebijakan perdagangan. Ketidakpastian ini mendorong pelaku usaha untuk bersikap wait and see, menunda investasi, dan akibatnya berdampak negatif terhadap investasi serta lapangan kerja.

Sementara itu, untuk faktor ketiga yang terkait dengan perlambatan pertumbuhan global, menjadi pemicu karena Kawasan Asia Timur dan Pasifik selama ini tumbuh melalui keterbukaan perdagangan, ekspor, remitansi, pariwisata, dan integrasi keuangan global. Namun, karena global ekonominya juga telah melambat membuat kawasan ini terkena imbas.

"Setiap perlambatan pertumbuhan 1% di negara-negara G7, berdampak sekitar 0,6 persen lebih rendah pada pertumbuhan kawasan ini. Itulah gambaran makroekonomi yang menjelaskan mengapa pertumbuhan sedang melambat," ucap Aaditya.


(arj/haa)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Aksi Trump Jadi Bumerang, Laju Ekonomi AS Diramal Anjlok Sisa Segini

Read Entire Article