Liputan6.com, Jakarta - Harry dan Fattah berdiri menunggu di depan lobi. Tak berselang lama, rombongan teman mereka—Mohan, Raisa, Victoria, Jolina, Flavio, dan Slay Queen—muncul satu per satu. Tak lama setelah itu, Aqeela dan Zara juga tiba. Aqeela melambaikan tangan ke arah Harry, yang langsung menyambutnya dengan senyum hangat.
“Gimana jalan paginya? Seru?” tanya Harry sambil mendekat. “Seru banget!” jawab Aqeela dengan antusias. “Tapi waktunya cepet banget berlalu!”
Di sisi lain, Fattah menoleh ke arah Zara dan berkata, “Aku nungguin kamu dari tadi, loh.” Zara tersenyum lembut, “Makasih ya udah nungguin.”
Sementara itu, Pak Budi dan Bu Anita berdiri di hadapan para siswa dari kelompok Sembilan Ilmu—termasuk pasangan Mohan-Raisa, Fattah-Zara, Harry-Aqeela, dan lainnya. Ekspresi terkejut tampak jelas di wajah semua orang setelah mendengar sebuah pengumuman penting.
Mohan memberanikan diri bertanya, “Kami beneran harus berbagi gedung sama anak-anak Tirta?” Slay Queen tampak kesal, “Ih, nggak adil banget sih, Bu! Kita udah susah payah ikut lomba, eh mereka tinggal masuk aja ke gedung kita?”
Di tempat lain, Dominique berdiri memandangi jendela. Tak lama kemudian, Valerian masuk dengan langkah tenang, lalu berhenti beberapa meter dari Dominique. Dominique hanya tersenyum tipis, “Ares dan Cassandra belum akan kembali ke sini.” Valerian menunduk, menyembunyikan keresahannya yang mulai muncul.
Sementara itu, di dalam ruangan Axel, suasana tegang. Blade berdiri dengan mata berkaca-kaca, menatap Axel yang tampak berat menahan beban pikiran.
“Aku harus menyelesaikan semuanya, Blade,” ucap Axel tegas. “Secepat mungkin.” Blade tampak putus asa. “Tapi gue nggak siap kehilangan lo, Axel…”