Liputan6.com, Jakarta Ansu Fati kembali menjadi nama yang dibicarakan di dunia sepak bola. Penyerang muda asal Spanyol itu kini bersinar terang di Ligue 1 bersama AS Monaco, klub yang meminjamnya dari Barcelona untuk musim 2025/2026. Setelah periode sulit di Catalan dan masa pinjaman yang mengecewakan di Brighton, Fati akhirnya menemukan kembali ketajamannya di tanah Prancis.
Performa impresifnya bersama Monaco membuat banyak pihak menilai bahwa ia tengah memasuki babak kebangkitan. Pemain berusia 22 tahun itu menunjukkan kualitas yang sempat membuatnya dijuluki The Next Messi, julukan besar yang dulu terasa seperti beban di pundaknya. Kini, beban itu tampak berubah menjadi bahan bakar semangat.
Fati telah mencetak lima gol hanya dalam tiga penampilan di Ligue 1 musim ini. Statistik tersebut menempatkannya di puncak daftar pencetak gol sementara, sejajar dengan Joaquin Panichelli dari Strasbourg. Catatan ini bukan hanya soal angka, tetapi tentang bagaimana seorang pemain yang sempat kehilangan arah mampu menulis ulang kisahnya.
Dari Barcelona ke Brighton: Jalan Terjal Seorang Bintang Muda
Tak mudah menjadi Ansu Fati. Di Barcelona, ia digadang-gadang sebagai penerus Lionel Messi setelah mendapat nomor 10—angka keramat yang penuh tekanan di Camp Nou. Ekspektasi tinggi dari publik dan klub membuat langkahnya terasa berat, terlebih setelah serangkaian cedera membatasi penampilannya.
Pada periode 2023/2024, Barcelona mencoba memberi ruang dengan meminjamkannya ke Brighton. Sayangnya, upaya itu tak berbuah manis. Fati hanya mencetak empat gol dalam 27 pertandingan di semua kompetisi. Ia tampil tanpa kepastian, kehilangan kepercayaan diri, dan tampak jauh dari pemain muda berbakat yang dulu mencuri perhatian.
Meski begitu, kisahnya tidak berhenti di sana. Fati menolak menyerah dan memilih Monaco sebagai tempat untuk memulai dari awal. Keputusan itu, sejauh ini, terbukti sangat tepat.
Menemukan Rumah di Monaco
Di bawah asuhan staf pelatih Monaco, Fati kembali menemukan ritme yang hilang. Ia mencetak dua gol saat Monaco menang 5-2 atas Metz pada 21 September 2025, lalu menambah satu gol saat kalah 1-3 dari Lorient pada 27 September. Tak berhenti di situ, dua gol tambahan dicatatnya ketika Monaco bermain imbang 2-2 melawan Nice pada 5 Oktober.
Total lima gol dalam tiga laga membuat Fati menjadi tumpuan utama serangan tim. Bahkan, di ajang Liga Champions, ia juga telah menambah satu gol dari dua penampilan—sebuah awal yang sangat meyakinkan. Adaptasinya cepat, efektif, dan penuh percaya diri.
Monaco tampaknya menjadi lingkungan yang ideal bagi Fati. Kesempatan bermain reguler dan atmosfer kompetitif yang sehat membantunya tumbuh kembali sebagai pemain. Dari seorang talenta muda yang sempat diragukan, Fati kini menunjukkan bahwa bakat sejatinya belum padam.
Harapan Baru, Masa Depan Cerah
Kebangkitan Ansu Fati bersama AS Monaco adalah bukti nyata bahwa karier seorang pemain muda tak selalu berakhir di tengah jalan. Ia membuktikan bahwa dengan dukungan yang tepat, seorang pemain bisa bangkit dari keterpurukan.
Musim masih panjang, tetapi sinyal positif sudah terlihat jelas. Fati kini bukan sekadar pemain pinjaman dari Barcelona—ia adalah sosok yang kembali menikmati sepak bola. Jika performa ini berlanjut, Monaco tak hanya akan mendapatkan hasil di lapangan, tetapi juga menjadi saksi kebangkitan salah satu talenta terbaik yang pernah dimiliki Spanyol.
Mungkin, di suatu titik, dunia akan kembali mengenal Ansu Fati—bukan sebagai The Next Messi, melainkan sebagai dirinya sendiri.