Penyanyi asli Bali ini membeberkan berbagai cerita menarik di balik pembuatan album Koma. Ada cerita di balik judul, proses yang terbilang cepat, kolaborasi spesial, hingga sentuhan personal yang menjadikan album ini begitu istimewa baginya.
Cerita di Balik Nama Koma
Bagi Mahalini, judul Koma bukan sekadar pilihan kata menarik, melainkan refleksi dari perjalanannya sebagai seorang penyanyi. Lini, sapaan akrabnya, memilih nama Koma sejak tahun 2023, bahkan sempat ia bocorkan dalam boxset album Fabula yang dirilisnya saat itu.
Koma lambang keberlanjutan. Lini percaya setiap manusia punya cerita yang terus dikenang, bahkan setelah tiada.
"Karena menurut aku setiap manusia itu pasti punya cerita masing-masing, sampai pun dia enggak ada nanti, ceritanya pun akan tetap didengarkan," ujar Mahalini.
"Karena aku akan terus mengeluarkan karya, jadi aku berharap karya aku terus berkoma-koma. Jadi berlanjut dan terus berlanjut gitu," lanjut Lini.
Proses Cepat, Tanggal Rilis Rahasia
Proses penggarapan album Koma terbilang sangat cepat, yaitu sekitar dua bulan untuk merampungkan seluruh materi album. Ada beberapa lagu dan aransemen musik yang memang sudah dipersiapkan jauh hari.
"Kurang lebih dua bulanan. Karena ada beberapa lagu yang memang sudah ada, terus ada juga beberapa aransemen yang sudah jadi juga, gitu," ungkap Lini.
Soal tanggal perilisan album Koma Lini enggan memberikan jawaban. Ia hanya memastikan album tersebut segera dirilis dalam waktu dekat, diawali dengan peluncuran teaser.
"Eh, kapannya dirahasiakan. Coming soon, tapi dalam waktu dekat," ujar Lini.
Mahalini Kolaborasi dengan Nostress
Album Koma juga akan diramaikan dengan kolaborasi spesial Mahalini bersama grup musik asal Bali, Nostress, dalam sebuah lagu berjudul Rinduku Rindu.
Kolaborasi ini spesial karena kesamaan latar belakang Mahalini dan Nostress sebagai musisi dari Pulau Dewata.