Liputan6.com, Jakarta Warung makan milik komedian Nunung kini resmi hadir di Jakarta setelah sukses dengan usaha pertamanya di Solo. Jika di kota asalnya ia membuka warung bernama Songoseng by Mami Nunung, maka di ibu kota, ia berkolaborasi dengan Vicky Prasetyo lewat Ayam Panggang Mami Nungky – Pancoran. Nama "Mami Nungky" sendiri merupakan gabungan dari nama mereka berdua, yaitu Nunung dan Vicky.
Kehadiran warung ini langsung menarik perhatian publik karena konsepnya yang khas dan nuansa Jawa yang kental. Dengan menu utama ayam panggang dan berbagai lauk pedas seperti oseng nyonyor hingga tahu mercon, tempat ini menjadi daya tarik kuliner baru di kawasan Pancoran. Tak hanya rasa, suasana dan desain tempatnya juga menggambarkan ciri khas humor serta kehangatan yang identik dengan Nunung.
"Dulu aku di dunia hiburan itu nikmat banyak tapi ibadah suka-suka, mungkin karena itu rezeki yang banyak diminta lagi sama yang di atas (Tuhan). Mungkin ini (warung) ya aku ditunjukkan jalan, ramai terus ini Fan setiap hari," ungkap Nunung menceritakan pengalaman hidupnya, dikutip dari YouTube deHakims Story, Sabtu (4/10/2025)
1. Tampilan Luar yang Menarik Perhatian
Bagian depan warung Ayam Panggang Mami Nungky menempati sebuah ruko dengan area parkir cukup luas. Terlihat satu SUV hitam dan beberapa motor terparkir di depan bangunan, menandakan lokasi ini cukup ramai dikunjungi. Papan nama besar di atas ruko menampilkan ikon gunungan wayang dengan ilustrasi wajah dua orang, yang kemungkinan besar adalah Nunung dan Vicky Prasetyo. Di bawahnya, tulisan “Ayam Panggang Mami Nungky” menjadi pusat perhatian setiap pengunjung yang lewat.
Selain papan utama, ada spanduk besar bertuliskan “Grand Opening” lengkap dengan foto Nunung dan Vicky, serta beberapa karangan bunga ucapan selamat. Suasana saat foto diambil tampak mendung, menambah kesan hangat dan teduh di sekitar area tersebut. Orang-orang terlihat melintas sambil memperhatikan spanduk besar yang menggoda rasa penasaran. Kombinasi antara warna mencolok dan simbol budaya Jawa membuat tampilan luar ini menonjol di tengah deretan ruko lainnya.
2. Fasad Merah yang Ikonik
Fasad bangunan warung ini didominasi oleh warna merah terang yang menciptakan kesan berani dan energik. Tulisan putih timbul di bagian depan menegaskan identitas warung, yaitu “Jagone Ayam Panggang dan Jangan Ndeso.” Ungkapan ini bukan hanya slogan, tetapi juga penegasan bahwa menu mereka adalah jagoan dalam cita rasa tradisional Jawa. Di sisi kiri, logo gunungan wayang dengan wajah Nunung dan Vicky tampak menonjol, menjadi daya tarik visual tersendiri.
Penggunaan warna merah dipilih bukan tanpa alasan. Warna ini sering diasosiasikan dengan semangat dan keberuntungan, sesuai dengan harapan Nunung dan Vicky untuk membawa energi positif dalam usaha kuliner mereka. Dari luar, restoran ini terlihat sangat fotogenik dan cocok dijadikan spot foto bagi pelanggan. Fasad ini jelas menunjukkan bahwa warung tersebut tak sekadar tempat makan, tetapi juga ekspresi budaya dan karakter dua tokoh hiburan Tanah Air.
3. Interior Sederhana tapi Nyaman
Begitu masuk ke dalam, suasana sederhana langsung terasa dari desain interior yang minimalis namun fungsional. Dindingnya dicat oranye cerah dengan kombinasi putih, memberikan nuansa hangat dan ceria. Lantai keramik putih dipadu dengan meja dan kursi berwarna gelap, menciptakan kontras yang sedap dipandang. Semua elemen ini menggambarkan suasana warung yang bersih, nyaman, dan bersahabat untuk semua kalangan.
Terlihat satu keluarga tengah menikmati hidangan mereka di meja makan. Porsi nasi putih dengan lauk ayam panggang, sambal, dan oseng menjadi sajian utama. Tampilan makanan di piring putih sederhana namun menggugah selera. Konsep ruang yang terbuka memungkinkan interaksi antara pelanggan dan staf berjalan hangat, memperkuat kesan kekeluargaan yang menjadi ciri khas Nunung.
4. Proses Pemanggangan Ayam yang Menggoda
Foto berikutnya memperlihatkan dapur terbuka tempat ayam dipanggang dengan cara tradisional di atas arang. Beberapa ekor ayam yang sudah diungkep terlihat sedang dibakar hingga berwarna kecokelatan, menebarkan aroma yang menggiurkan. Proses ini menunjukkan bahwa menu andalan mereka dibuat dengan cara klasik untuk mempertahankan cita rasa khas Nusantara. Tidak ada teknik modern, hanya keaslian dan kesabaran.
Ayam yang dibakar perlahan membuat bumbu meresap sempurna hingga ke dalam daging. Kecokelatan ayam yang dihasilkan menandakan kematangan sempurna dan tekstur lembut di dalamnya. Pemandangan seperti ini tentu memancing selera siapa pun yang melihat. Tak heran jika menu ini menjadi favorit pelanggan dan sering menjadi incaran utama saat jam makan siang.